Bayi Kurus, Benarkah Pasti Karena ASI Tidak Bergizi?

 Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa ASI tidak bergizi, sehingga dapat menyebabkan bayi kurus di kemudian hari. Apakah medis setuju dengan anggapan ini?

Bayi Kurus, Benarkah Pasti Karena ASI Tidak Bergizi?

Klikdokter.com, Jakarta ASI eksklusif adalah asupan terbaik bagi bayi berusia 0 hingga 6 bulan. Dengan memberikan ASI eksklusif dengan cara tepat, tumbuh kembang bayi juga akan optimal.

Sayangnya, tidak setiap ibu menyusui percaya dengan fakta tersebut. Malahan, belakangan ini beredar kabar bahwa ASI tidak bergizi sehingga tak mampu memenuhi kebutuhan gizi bayi. Alhasil, bayi yang minum ASI akan memiliki tubuh lebih kurus.

Apakah kabar tersebut sesuai dengan fakta medis terbaru, atau hanya isapan jempol belaka? Yuk, cari tahu!

Artikel Lainnya: 5 Kiat Cegah Bayi Lahir dengan Berat Badan Rendah

1 dari 3

Penyebab Bayi Kurus Meski Diberikan ASI

Penyebab Bayi Kurus Meski Diberikan ASI

Sejak hari pertama bayi lahir ke dunia, dokter akan memantau berat badan, panjang tubuh, dan ukuran kepala bayi. Hal tersebut dilakukan untuk memantau kesehatan bayi sesuai dengan indikator yang ada.

Melansir dari Kidshealth, bayi yang baru lahir dapat memiliki berat badan yang berbeda-beda. Sebagian besar bayi yang baru lahir memiliki berat antara 5 pon, 8 ons  atau 2.500 gram; dan 8 pon, 13 ons atau 4.000 gram.

Sebagian besar bayi kehilangan 7 hingga 10 persen berat badan saat lahir dalam beberapa hari pertama. Idealnya, mereka akan kembali ke berat lahirnya setelah 10 hingga 14 hari dengan pemberian ASI eksklusif.

Namun, akibat satu dan lain hal, terdapat beberapa bayi yang tak mengalami kenaikan berat badan meski telah diberikan ASI eksklusif. Sebagian di antaranya bahkan mengalami penurunan berat badan, sekalipun telah diberikan ASI dengan teratur.

Lantas, apakah itu artinya ASI tidak bergizi sehingga tak mampu memenuhi kebutuhan bayi yang baru lahir? Tidak.

“Sebenarnya, bukan karena ASI yang tidak bergizi. Tapi, bisa saja karena volume pemberian ASI yang kurang. Bisa juga karena perlengketan saat menyusui tidak bagus, jadi si kecil hanya minum sedikit,” kata dr. Arina Heidyana.

Lebih lanjut, dr. Arina menerangkan bahwa ASI terbagi menjadi dua, yaitu foremilk dan hindmilk.

“Hindmilk inilah yang banyak lemaknya, dan biasanya keluar di akhir-akhir proses mengisap ASI. Artinya, proses menyusui bayi yang tidak sampai isi payudara kosong bisa menyebabkan bayi kekurangan asupan lemak sehingga berat badannya kurang,” sambungnya.

Artikel Lainnya: Kapan Bayi Mulai Bisa Merangkak? Ini Faktanya

Bagaimana dengan bayi bayi kurus meski telah diberikan ASI secara teratur? Berdasarkan dr. Arina, kondisi tersebut bisa dipengaruhi faktor-faktor berikut ini:

  • Faktor Genetik

Laju perkembangan berat badan bayi juga bisa dipengaruhi dari faktor genetik yang dibawa oleh kedua orangtuanya.

  • Kelahiran Prematur

Organ-organ tubuh bayi prematur belum matang dengan sempurna. Oleh karena itu, mereka mungkin akan terus memiliki ukuran dan bobot tubuh yang relatif lebih kecil selama beberapa bulan pertama kehidupannya.

  • Faktor Buang Air Kecil

Bayi yang buang air lebih dari 6 kali saat usia 3 sampai 5 hari dapat mengalami penurunan berat badan.

  • Faktor Buang Air Besar

Frekuensi buang air besar yang terlalu sering pada bayi baru lahir juga berpotensi menyebabkan penurunan berat badan.

Meski terdapat faktor-faktor di atas, ibu tetap harus memperhatikan asupan nutrisi selama menyusui. Ibu wajib mengonsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang agar dapat memproduksi ASI dengan kuantitas dan kualitas yang memadai.

Artikel Lainnya: Anak Kurus Tanda Kurang Gizi, Benarkah?

2 dari 3

Tips Menaikan Berat Badan Bayi dengan ASI

Memahami Proses Keluarnya ASI pada Ibu Menyusui

Dalam membantu si kecil menambah berat badan, ibu perlu memperhatikan beberapa hal dengan saksama.

“Pertama, perhatikan perlekatan mulut bayi dan areola ibu saat menyusui. Harus dipastikan benar-benar pas posisinya,” saran dr. Arina.

“Susui bayi lebih sering dan sampai payudara terasa kosong sepenuhnya. Pastinya, ibu juga tetap harus memperhatikan asupan gizi sehari-hari dengan mengonsumsi makanan yang sehat,” lanjutnya.

Tidak cukup hanya dengan itu, bayi yang sudah berusia 6 bulan atau lebih juga perlu diberikan makanan pendamping ASI (MPASI). Anda bisa mencoba memilih makanan yang berkalori tinggi dan lebih bernutrisi untuk membantunya menaikan berat badan.

Jika semua upaya telah dilakukan namun berat badan bayi terus turun dan terlihat mengkhawatirkan, sebaiknya segera konsultasikan kepada dokter untuk mendapat penanganan paling tepat.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Bayi Kurus, Benarkah Pasti Karena ASI Tidak Bergizi?"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel