PARENTING Positive Parenting, Mendidik Anak Tanpa Bentakan dan Pukulan

 positive parenting

Teriakan, bentakan, dan pukulan sering menjadi cara untuk mendisiplinkan anak. Apakah berhasil? Seringkali malah tidak berhasil. Sebagai gantinya, yuk belajar menerapkan positive parenting.

Positive parenting mendorong perilaku anak yang lebih baik. Teknik ini juga membantu orang tua memahami cara yang berhasil baginya dalam mendisiplinkan anak.

Nah, berikut ini 9 langkah efektif untuk menerapkan positive parenting.

1. MELIHAT DARI SUDUT PANDANG ANAK

Bunda pasti pernah merasa kesal saat anak mengulangi kesalahan yang sama. Perasaan kemarin sudah dinasihati panjang lebar, kenapa hari ini diulangi lagi. Lalu terlintas keinginan untuk membentak atau memukul agar anak jera.

Stop, Bun! Di saat seperti ini tetaplah tenang, meski mungkin terasa sulit. Oke, kita perlu diam sejenak, ambil napas dalam, lalu perlahan hitung 1-10.

Selanjutnya, yuk kita coba melihat permasalahan dari sudut pandang anak. Kira-kira apa penyebab anak mengulangi perilaku yang tidak bisa diterima itu.

Perspektif anak-anak biasanya sangat berbeda dengan perspektif orang dewasa. Kita pun perlu banyak memaklumi tingkah lakunya karena mereka memang masih kecil. Anak masih belajar banyak hal, sehingga kita tidak bisa berekspektasi tinggi.

2. FOKUS PADA KEKUATAN ANAK, BUKAN KELEMAHANNYA

Terlalu sering melihat kelemahan anak, akan membuat kita fokus pada hal negatif. Padahal setiap anak unik. Mereka tumbuh dan belajar dengan kecepatan masing-masing. Dengan fokus pada kekuatan anak, kita akan semakin memahaminya. Anak pun merasa lebih dicintai orang tuanya.

3. NIKMATI MOMEN BERSAMA ANAK

Mungkin hari-hari kita penuh dengan kesibukan. Terkadang kita tak peduli atau justru kesal saat si kecil berkali-kali menginterupsi kegiatan kita. Padahal mungkin dia ingin menceritakan hal-hal yang baru saja ditemui atau dipelajari.

Yuk kita ingat Bunda bahwa waktu berjalan sangat cepat. Anak-anak pun rasanya tumbuh begitu cepat. Sepertinya baru kemarin dilahirkan, sekarang anak-anak sudah bisa melakukan berbagai hal.

Untuk itu, mari kita nikmati momen bersama anak, Bun, untuk menumbuhkan perasaan yang lebih positif saat membersamainya. Kita bisa menunjukkan senyum tulus saat anak menunjukkan hasil karyanya.

Bisa pula dengan pelukan hangat saat usai membacakan buku cerita. Umpan balik atas hal-hal positif yang dilakukan anak akan membuatnya semakin disayang dan dicintai.

4. MENERAPKAN ATURAN YANG KONSISTEN

Konsistensi dalam menjalankan aturan sesuai usia anak sangat membantu menerapkan positive parenting. Alasannya adalah karena anak membutuhkan bimbinagn dalam berperilaku.

Bagi anak, rutinitas yang ajeg dan batasan tegas sangat membantu dirinya belajar. Jika aturan tidak dilaksanakan secara konsisten, maka anak akan bingung dan sulit bekerja sama.

5. BERUSAHA TENANG DALAM MENANGGAPI PERILAKU ANAK

Anak-anak secara alami berperilaku dengan dorongan emosi yang kuat. Sedangkan kita, orang dewasa, bisa lebih baik dalam mengenali emosi dan mengendalikan diri.

Saat anak berkata atau berperilaku kurang baik, jangan tergoda untuk membentak atau memukulnya. Alih-alih langsung bereaksi, sebaiknya kita menarik napas dalam-dalam dan menenangkan diri terlebih dahulu.

6. MINTA MAAF SAAT KEHILANGAN KESABARAN

Mengasuh anak bisa memicu stres di satu titik. Ketika banyak hal yang harus dipikirkan dan dilakukan, kita bisa jadi kehilangan kesabaran. Jika ini terjadi, yuk minta maaf pada anak dan memperbaiki keadaan.

Ya, orang tua memang tikak selalu benar, melainkan bisa saja berbuat salah. Namun, kita perlu memberi contoh bahwa orang tua pun harus minta maaf saat melakukan kesalahan.

7. MEMPERHATIKAN DIRI SENDIRI

Saat menjadi ibu, fokus kita adalah pada anak-anak. Terkadang hal ini membuat diri sendiri kurang diperhatikan. Kita tak peduli istirahat dan asupan nutrisi yang kurang. Padahal memberi perhatian pada diri sendiri merupakan salah satu amunisi dalam menerapkan positive parenting.

Bunda bisa berbicara dengan pasangan untuk membantu mendapatkan me time dan berbagi peran. Me time pun tak perlu lama hingga berjam-jam. Bisa dengan 10 menit olahraga, 15 menit membaca buku, atau 5 menit jalan ke luar rumah sebentar sendirian.

Kita perlu memahami bahwa diri ini perlu waktu untuk diri sendiri, waktu bersama orang dewasa, atau waktu untuk melakukan yang kita sukai. Dengan begitu, saat mengasuh anak-anak, kita kembali dalam keadaan segar dan tenang.

8. HINDARI MENGKRITIK SETIAP TINDAKAN ANAK

Saat si kecil melakukan sesuatu yang tak sesuai harapan kita, yuk tahan diri untuk tidak serta-merta mengkritiknya. Sebaiknya kita sampaikan saran yang lebih membangun ketimbang kritik yang menjatuhkan semangat. Terlalu sering dikritik, bahkan saat tidak melakukan kesalahan, bisa membuat anak kehilangan harga diri dan percaya dirinya.

Jangan pula terjebak dengan adu argumen ya, Bun. Berdiskusi sah-sah saja, namun jangan biasakan si kecil untuk selalu adu argumen dengan suara keras. Hal ini akan membuat kita dan anak-anak berada dalam situasi negatif.

9. MINTA BANTUAN SAAT KEWALAHAN SECARA EMOSIONAL

Saat Bunda merasa kewalahan secara emosional, tidak ada salahnya minta bantuan kepada orang terdekat. Bisa minta bantuan ke suami, teman, saudara, atau ke komunitas tertentu. Bahkan jika diperlukan, Bunda bisa minta bantuan ke tenaga profesional seperti psikolog.

Mengasuh anak ibarat sedang berlari maraton, bukan lari cepat. Perjalanan yang ditempuh panjang dan penuh tantangan. Kadang kita merasa salah langkah. Namun, itu tidak apa-apa karena kita punya kesempatan untuk memperbaikinya. Merespons anak dengan cinta dan memperbaiki hubungan dengan mereka adalah langkah nyata kita tengah menerapkan positive parenting.

Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "PARENTING Positive Parenting, Mendidik Anak Tanpa Bentakan dan Pukulan"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel