6 Tanda Hati Tergolong Rusak Menurut Islam
ilustrasi (foto: LANGIT7.ID/ iStock)
LANGIT7
6 Tanda Hati Tergolong Rusak Menurut Islam
Kamis, 27 Oktober 2022 - 13:53 WIB
ilustrasi (foto: LANGIT7.ID/ iStock)
LANGIT7.ID, Jakarta - Direktur Aman Palestin Indonesia, Ustaz Miftahuddin Kamil mengatakan, terdapat 6 tanda hati rusak menurut Islam.
Pertama, selalu berbuat maksiat. Menurut dia, orang yang berbuat dosa berulangkali dan menunda-nunda tobat berarti hatinya sedang rusak.
"Tobat yang ditunda-tunda seraya terus melakukan maksiat baik itu kecil maupun besar. Ingat, tidak ada dosa yang kecil kalau dilakukan terus-menerus. Dan tidak ada dosa besar kalau diiringi istighfar," ujar Ustaz Miftahuddin dalam kajian bertajuk Menghadirkan Allah Kembali Di Hati, yang disiarkan secara langsung dari YouTube MQFM Jogja, Kamis (27/10/2022).
Dari Abu Hurairah RA beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Demi Allah, sesunguhnya aku beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari." (Hadits Riwayat al-Bukhari)
Baca juga: 10 Doa dari Al Quran, Bisa Diamalkan saat Hati Gelisah
Kedua, banyak hamba Allah yang menuntut ilmu tetapi tidak beramal dengan ilmunya. Dia lalu menceritakan bahwa dirinya ketika di pesantren pernah belajar Mahfudzot, yakni untaian-untaian kata mutiara. Mahfudzot itu berbunyi, "Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah."
"Sehingga banyak orang kecewa karena tidak bermanfaat untuk diri sendiri dan juga tidak bermanfaat untuk masyarakat yang mengharapkan ilmu nya," katanya.
Ketiga, orang yang beramal dengan ilmu sangat bagus, namun terdapat satu hal yang hilang, yakni ia beramal tetapi tidak ikhlas.
"Jadi orang yang beramal dengan ilmunya tetapi tidak ikhlas itu juga satu dari yang mencatatkan dan menyebabkan hati menjadi rusak. Hati ini kalau tidak ada keikhlasan, maka kita mau mengharap ke siapa karena harapan yang kita harapkan dari manusia itu tidak akan pernah memenuhi keinginan. Karena balasan yang paling luar biasa akan menyebabkan kita puas sepuas-puasnya kalau itu balasan dari Allah di akhirat terutamanya," ucap Ustaz Miftahuddin.
Pertama, selalu berbuat maksiat. Menurut dia, orang yang berbuat dosa berulangkali dan menunda-nunda tobat berarti hatinya sedang rusak.
"Tobat yang ditunda-tunda seraya terus melakukan maksiat baik itu kecil maupun besar. Ingat, tidak ada dosa yang kecil kalau dilakukan terus-menerus. Dan tidak ada dosa besar kalau diiringi istighfar," ujar Ustaz Miftahuddin dalam kajian bertajuk Menghadirkan Allah Kembali Di Hati, yang disiarkan secara langsung dari YouTube MQFM Jogja, Kamis (27/10/2022).
Baca Juga
Dari Abu Hurairah RA beliau berkata bahwa Rasulullah SAW bersabda,
"Demi Allah, sesunguhnya aku beristighfar (memohon ampun) kepada Allah dan bertaubat kepada-Nya lebih dari tujuh puluh kali dalam sehari." (Hadits Riwayat al-Bukhari)
Baca juga: 10 Doa dari Al Quran, Bisa Diamalkan saat Hati Gelisah
Kedua, banyak hamba Allah yang menuntut ilmu tetapi tidak beramal dengan ilmunya. Dia lalu menceritakan bahwa dirinya ketika di pesantren pernah belajar Mahfudzot, yakni untaian-untaian kata mutiara. Mahfudzot itu berbunyi, "Ilmu tanpa amal bagaikan pohon tak berbuah."
"Sehingga banyak orang kecewa karena tidak bermanfaat untuk diri sendiri dan juga tidak bermanfaat untuk masyarakat yang mengharapkan ilmu nya," katanya.
Ketiga, orang yang beramal dengan ilmu sangat bagus, namun terdapat satu hal yang hilang, yakni ia beramal tetapi tidak ikhlas.
"Jadi orang yang beramal dengan ilmunya tetapi tidak ikhlas itu juga satu dari yang mencatatkan dan menyebabkan hati menjadi rusak. Hati ini kalau tidak ada keikhlasan, maka kita mau mengharap ke siapa karena harapan yang kita harapkan dari manusia itu tidak akan pernah memenuhi keinginan. Karena balasan yang paling luar biasa akan menyebabkan kita puas sepuas-puasnya kalau itu balasan dari Allah di akhirat terutamanya," ucap Ustaz Miftahuddin.
Keempat, banyak di kalangan hamba Allah yang memakan rezeki Allah. Ustaz Miftahuddin mengakui rezeki datang dari Allah SWT, tetap ada yang hilang di sana, yakni dia tidak bersyukur akan nikmat Allah.
Kelima, tidak ada perasaan qanaah. Menurut dia, salah satu penyebab hati rusak adalah orang yang tidak ridho dengan keputusan Allah SWT.
"Lihat rumput tetangga lebih hijau itu membuat hati rusak, dan hati rusak berarti gersang dan hidupnya selalu tidak tentram," tuturnya.
Baca juga: Hadits Arbain (1): Semua Perbuatan Tergantung Niatnya
Kenam, seringkali mengiringi jenazah ke tanah kuburan tetapi tidak pernah mengambil ibrah (pelajaran) dari peristiwa kematian tersebut.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anh u, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الْمَيِّتَ لاَثَةٌ اانِ احِدٌ لُهُ الُهُ لُهُ لُهُ الُهُ لُهُ
Artinya, "Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya." (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960).
Maka itu, Rasulullah mengajak untuk perbanyak mengingat kematian, sebagaimana yang disabdakannya,
زوروا القبور فإنها تذكركم الموت
"Berziarahlah kalian ke kuburan, karena ziarah kubur mengingatkan kalian akan kematian." (HR. An Nasai dan lainnya)
"Tujuannya untuk membuat hati selalu ingat bahwa siapapun dia dan sebesar apapun kekuasaannya, suatu ketika malaikat maut akan datang dan kemudian dia akan diiringi oleh keluarganya, ke lubang kubur lalu kemudian dia ditinggal sendirian di dalam dan yang menemani yang hanyalah amalnya," pungkas Ustaz Miftahuddin.
Kelima, tidak ada perasaan qanaah. Menurut dia, salah satu penyebab hati rusak adalah orang yang tidak ridho dengan keputusan Allah SWT.
"Lihat rumput tetangga lebih hijau itu membuat hati rusak, dan hati rusak berarti gersang dan hidupnya selalu tidak tentram," tuturnya.
Baca juga: Hadits Arbain (1): Semua Perbuatan Tergantung Niatnya
Kenam, seringkali mengiringi jenazah ke tanah kuburan tetapi tidak pernah mengambil ibrah (pelajaran) dari peristiwa kematian tersebut.
Dari Anas bin Malik radhiyallahu 'anh u, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,
الْمَيِّتَ لاَثَةٌ اانِ احِدٌ لُهُ الُهُ لُهُ لُهُ الُهُ لُهُ
Artinya, "Yang mengikuti mayit sampai ke kubur ada tiga, dua akan kembali dan satu tetap bersamanya di kubur. Yang mengikutinya adalah keluarga, harta dan amalnya. Yang kembali adalah keluarga dan hartanya. Sedangkan yang tetap bersamanya di kubur adalah amalnya." (HR. Bukhari, no. 6514; Muslim, no. 2960).
Maka itu, Rasulullah mengajak untuk perbanyak mengingat kematian, sebagaimana yang disabdakannya,
زوروا القبور فإنها تذكركم الموت
"Berziarahlah kalian ke kuburan, karena ziarah kubur mengingatkan kalian akan kematian." (HR. An Nasai dan lainnya)
"Tujuannya untuk membuat hati selalu ingat bahwa siapapun dia dan sebesar apapun kekuasaannya, suatu ketika malaikat maut akan datang dan kemudian dia akan diiringi oleh keluarganya, ke lubang kubur lalu kemudian dia ditinggal sendirian di dalam dan yang menemani yang hanyalah amalnya," pungkas Ustaz Miftahuddin.
0 Response to "6 Tanda Hati Tergolong Rusak Menurut Islam"
Posting Komentar