Tips Menghadapi Epilepsi pada Bayi untuk Orang Tua

 Epilepsi pada bayi bisa terjadi karena radang otak, tumor, hingga cedera. Bayi yang mengalami epilepsi akan mengalami kejang yang disertai dengan penuruna kesadaran, tubuh kaku, dan gangguan napas. Pandangan bayi yang mengalami epilepsi juga kosong.

Gejala epilepsi pada bayi salah satunya pandangan kosong

Gejala epilepsi pada bayi adalah pandangan kosong, tubuh kaku, dan penurungan kesadaran


Kejang karena epilepsi pada bayi dapat membuat orangtua panik dan cemas. Mengetahui informasi yang tepat terkait epilepsi pada bayi, termasuk gejala dan perawatannya, dapat membantu Anda lebih tenang ketika menghadapi kondisi ini.

Apa itu epilepsi pada bayi?

Epilepsi adalah gangguan otak yang dapat menyebabkan seseorang mengalami kejang berulang. Saat kejang berlangsung, terdapat gangguan aktivitas listrik yang berlebihan di otak. Gangguan tersebut menyebabkan kejang, jatuh, atau berperilaku aneh seperti melamun atau tidak merespon saat diajak bicara.

Menurut The Royal Children’s Hospital Melbourne, sekitar satu dari 200 anak menderita epilepsi, dan satu dari 20 anak mengalami setidaknya satu kali kejang selama masa kanak-kanak. Risiko kejang pada bayipaling tinggi pada satu tahun pertama setelah kelahiran dan terutama dalam bulan pertama.

Kejang pada bayi dapat disebabkan oleh berbagai hal, termasuk:

  • Ketidakseimbangan neurotransmitter di otak
  • Tumor otak
  • Stroke
  • Perkembangan otak yang tidak normal saat dalam kandungan
  • Kelainan genetik
  • Radang otak (ensefalitis)
  • Radang selaput otak (meningitis)
  • Kerusakan otak akibat penyakit (kekurangan oksigen, infeksi, dan perdarahan) atau cedera

Kejang dapat disebabkan oleh salah satu atau kombinasi dari hal-hal di atas. Dalam kebanyakan kasus, penyebab epilepsi pada bayi tidak dapat diketahui.

Biasanya, kejang epilepsi tidak berbahaya. Namun, bayi berisiko terluka jika berada di lingkungan yang berbahaya saat kejang terjadi, misalnya di kolam renang, menaiki tangga, atau tepi tempat yang tinggi.

Tanda dan gejala epilepsi pada bayi

Gejala epilepsi pada bayi dapat bervariasi berdasarkan tingkat dan jenis kejang. Berikut gejala yang paling umum terjadi:

  • Mata menatap kosong pada satu titik.
  • Lengan dan kaki yang melakukan gerakan menyentak.
  • Tubuh kaku.
  • Penurunan kesadaran.
  • Ada gangguan pernapasan atau bahkan berhenti bernapas.
  • Kehilangan kontrol usus atau kandung kemih.
  • Jatuh tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.
  • Tidak menanggapi suara atau kata-kata untuk waktu yang singkat.
  • Tampak bingung atau linglung.
  • Menganggukkan kepala secara berirama ketika menunjukkan gejala epilepsi lain seperti hilang kesadaran.
  • Mata berkedip cepat dan menatap tidak seperti biasanya.

Selama kejang, bibir anak mungkin menjadi kebiruan akibat gangguan pernapasan. Periode gejala epilepsi biasanya berakhir atau diikuti dengan rasa kantuk hingga tidur atau kondisi disorientasi.

Gejala epilepsi pada bayi mungkin dapat menyerupai masalah atau kondisi medis lainnya. Untuk memastikan, konsultasikan dengan dokter guna mendapatkan diagnosis yang jelas.

Apa yang harus dilakukan jika bayi kejang karena epilepsi?

Sebagian besar epilepsi pada bayi dapat berhenti tanpa perawatan. Meskipun demikian, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan untuk memastikan keamanan bayi selama mengalami kejang, yaitu:

1. Bersikap tenang

Tetaplah bersikap tenang saat anak kejang karena epilepsi dan pastikan bayi berada di tempat yang aman dan dapat bergerak bebas tanpa risiko terbentur atau tertimpa apa pun.

Pastikan tidak ada yang dapat menghambat pernapasan mereka dan catatlah berapa lama kejang pada bayi berlangsung.

2. Jangan menginterupsi

Selama terjadi kejang, jangan membatasi gerakan atau memasukkan apa pun ke dalam mulut bayi.

3. Posisikan bayi untuk pemulihan

Setelah kejang yang dialami bayi berakhir, baringkan bayi dalam posisi menyamping untuk pemulihan dan menjaga jalur napas tidak tersumbat.

4. Buatlah catatan

Setelahnya, buatlah catatan mengenai yang terjadi menjelang, pada, selama, serta setelah kejang berakhir. Catatan ini dapat bermanfaat saat berkonsultasi dengan dokter.

5. Hubungi dokter

Tidak semua kondisi kejang memerlukan bantuan medis, namun ada beberapa tanda yang membuat epilepsi pada bayi harus segera diperiksakan ke dokter, yaitu:

  • Tidak pernah mengalami kejang sebelumnya.
  • Tidak bernapas atau berwarna biru di sekitar bibirnya.
  • Mengalami kejang yang berlangsung lebih dari 5 menit.
  • Tidak memberi respon atau menanggapi Anda saat kejang telah berhenti.
  • Mengalami cedera selama kejang seperti terbentur atau terjatuh.

Kejang yang berlangsung lebih dari lima menit memerlukan penanganan medis. Sementara itu kejang yang berlangsung lebih dari 30 menit merupakan situasi darurat yang disebut status epileptikus dan dapat menyebabkan bayi kehilangan kesadaran.

Baca Juga: Pengaruh Epilepsi pada Tumbuh Kembang Anak

Perawatan epilepsi pada bayi

Berikut ini beberapa perawatan yang bisa dilakukan untuk mengatasi epilepsi pada bayi:

1. Pemberian obat

Pemberian obat-obatan antiepilepsi adalah jenis perawatan paling umum untuk epilepsi pada bayi. Obat-obatan ini tidak menyembuhkan epilepsi, tapi dapat membantu mengurangi kemungkinan terjadinya kejang.

2. Operasi

Operasi otak atau bedah saraf mungkin dipertimbangkan jika pemberian obat tidak efektif dalam menangani epilepsi pada bayi, serta hasil tes menunjukkan bahwa kejang berasal dari bagian tertentu otak. Pembedahan baru akan dilakukan jika tindakan pada area tersebut tidak akan menyebabkan komplikasi lebih lanjut.

3. Stimulasi saraf vagus

Jika kejang sangat sering terjadi, metode stimulasi saraf vagus dapat digunakan bersamaan dengan perawatan lain seperti obat. Ini adalah terapi dengan menggunakan alat yang mirip dengan alat pacu jantung yang ditanamkan di bawah kulit dekat tulang selangka dan terbuhung ke saraf vagus di leher.

Alat itu dapat merangsang saraf vagus secara berkala sehingga frekuensi dan intensitas kejang mungkin berkurang. Biasanya diperlukan waktu sekitar satu tahun sebelum perbaikan kondisi kejang epilepsi pada bayi dapat terlihat.

Beberapa bayi mungkin tidak pernah mengalami kejang lagi setelah bertambah usia, tetapi sebagian lainnya mungkin terus mengalami kejang hingga dewasa. Semuanya tergantung pada waktu dimulainya kejang, jenis kejang yang dialami dan reaksi pada perawatan yang diberikan.

Jika Anda memiliki kekhawatiran atau pertanyaan terkait epilepsi pada bayi jangan ragu untuk berkonsultasi dengan dokter.

Untuk Anda yang ingin konsultasi lebih jauh dengan dokter secara online bisa gunakan fitur Chat Dokter yang ada di aplikasi kesehatan SehatQ. Unduh gratis di App Store dan Google Play.


Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Tips Menghadapi Epilepsi pada Bayi untuk Orang Tua"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel