Seputar Vaksin Cacar Monyet untuk Mencegah Penyebaran Penyakit

 Salah satu vaksin cacar monyet adalah Jynneos yang mengandung virus hidup yang tidak bereplikasi. Setelah disuntikkan, virus tidak membentuk lesi dan berkembang. Sehingga tidak ada risiko penyebaran ke bagian tubuh atau orang lain. Vaksin cacar monyet menggunakan vaksin cacar yang dulu digunakan untuk membasmi smallpox.


Vaksin cacar monyet sudah mulai diberikan untuk orang berisiko di beberapa negara tapi belum di Indonesia

Vaksin cacar monyet saat ini masih menggunakan vaksin cacar yang dulu dipakai untuk membasmi smallpox


Saat Covid-19 belum benar-benar berlalu, dunia kembali dihebohkan dengan kemunculan wabah cacar monyet atau monkeypox. Sebagaimana penyakit infeksi virus lainnya, meskipun telah diklaim bahwa cacar monyet tidak menyebar dengan mudah dari orang ke orang, tetapi kemungkinan tersebut tetap ada. Ini telah menyebabkan kekhawatiran tersendiri di tengah masyarakat dan membuat vaksin cacar monyet mulai dicari.


Apakah vaksin cacar monyet sudah ada?

Belum ada vaksin yang khusus dikembangkan untuk cacar monyet. Meskipun demikian, beberapa negara tengah melakukan pengembangan dan penelitian terbatas pada vaksin yang sebelumnya digunakan untuk mencegah cacar atau yang disebut sebagai smallpox.

Penyakit cacar sudah berhasil dibasmi sejak tahun lama, sehingga stok vaksinnya tidak lagi banyak tersedia. Namun, dengan mulai bertambahnya pengidap cacar monyet, beberapa negara sudah mulai kembali memproduksi dan bahkan melaksanakan vaksinasi.

Kini, cakupan vaksinasi cacar monyet masih terbatas hanya untuk orang-orang yang dianggap berisiko seperti orang yang pernah kontak erat dengan penderita cacar monyet.

Perlu diingat bahwa vaksin cacar yang bisa digunakan untuk mencegah cacar monyet adalah vaksin cacar atau smallpox, bukan vaksin cacar air atau chickenpox. Penyakit cacar disebabkan oleh virus variola, sementara cacar air disebabkan oleh infeksi virus varicella. Jadi, keduanya adalah penyakit yang berbeda.

Untuk mencegah penyakit setelah kontak erat, WHO merekomendasikan pemberian vaksin generasi kedua atau ketiga yang sesuai, idealnya empat hari setelah mengalami paparan pertama.

Di sisi lain, vaksinasi untuk pencegahan direkomendasikan bagi petugas kesehatan yang berisiko, termasuk staf laboratorium yang bekerja atau melakukan pengujian hal-hal yang berkaitan dengan virus cacar.


Vaksin cacar monyet yang saat ini digunakan

Virus cacar monyet berkaitan erat dengan virus penyebab penyakit cacar. Maka vaksin cacar dapat efektif melindungi dari cacar monyet jika diberikan sebelum terpapar virus cacar monyet.

Jika diberikan setelah terpapar cacar monyet, maka semakin cepat diberikan akan semakin baik. Meskipun tidak dapat mencegah infeksi virus cacar monyet, tetapi dapat membantu mengurangi keparahan gejalanya.

Sudah ada 2 jenis vaksin yang digunakan untuk mencegah penyebaran cacar monyet di beberapa negara, tetapi saat ini Indonesia sendiri belum termasuk negara yang menjalani vaksinasi cacar monyet.

Melansir dari CDC, berikut ini dua jenis vaksin cacar monyet yang saat ini digunakan:


1. ACAM2000

ACAM2000 adalah vaksin yang dibuat dari sediaan virus Vaccinia hidup. Setelah disuntikkan, maka lesi akan berkembang di tempat vaksinasi lalu virus bisa tumbuh di lokasi tersebut dan menyebar ke bagian tubuh lain, atau bahkan ke orang lain.

Individu penerima vaksin ACAM2000 harus melakukan tindakan pencegahan agar virus vaksin tidak menyebar kepada orang lain, dan dianggap telah divaksinasi dalam waktu 28 hari.

2. JYNNEOS

Jynneos adalah vaksin yang mengandung virus hidup yang tidak bereplikasi. Setelah disuntikkan, virus tidak membentuk lesi dan berkembang, sehingga tidak ada risiko penyebaran ke bagian tubuh atau orang lain.

Vaksin JYNNEOS diberikan pada usia ≥18 tahun sebanyak dua kali dengan jarak empat minggu. Orang yang divaksin dengan JYNNEOS baru dianggap divaksinasi setelah dua minggu sejak menerima dosis vaksin yang kedua.

Baca Juga: Berbagai Jenis Penyakit yang Rentan Ditularkan Hewan

Efek samping vaksin cacar monyet

Efek samping yang dapat terjadi setelah mendapatkan vaksin cacar monyet antara lain:

  • Reaksi lokal di tempat suntikan seperti bengkak, kemerahan, dan nyeri.
  • Reaksi alergi pada sebagian orang yang sensitif terhadap komponen vaksin.
  • Meriang
  • Demam
  • Kelelahan akut

Efek samping vaksin cacar monyet dapat berbeda bagi setiap orang. Mungkin saja sebagian orang hanya mengalami efek samping sangat ringan. Sebaliknya, sebagian orang yang sangat sensitif dapat memiliki reaksi alergi hebat akibat salah satu komponen vaksin. Kondisi ini dapat membahayakan keselamatan sehingga vaksinasi tidak boleh diberikan.

Cara melindungi diri selama belum ada vaksin cacar monyet

Agar terlindungi dari cacar monyet selama vaksin belum tersedia, ada beberapa cara yang dapat Anda lakukan, meliputi:

  • Hindari kontak dengan hewan yang terinfeksi, terutama hewan yang sakit atau mati karena cacar monyet.
  • Hindari kontak dengan tempat atau benda yang terkontaminasi virus.
  • Disinfeksi permukaan yang sering disentuh.
  • Masak semua makanan berbahan dghing atau bagian hewan lainnya hingga matang.
  • Rajin mencuci tangan dengan benar menggunakan sabun dan air
  • Hindari kontak dengan orang yang mungkin terinfeksi virus cacar monyet.
  • Lakukan seks dengan aman, termasuk menggunakan kondom.
  • Selalu kenakan masker yang menutupi mulut dan hidung dengan benar saat berada di sekitar orang lain.
  • Gunakan alat pelindung diri (APD) saat merawat orang yang terinfeksi virus.




Berlangganan update artikel terbaru via email:

0 Response to "Seputar Vaksin Cacar Monyet untuk Mencegah Penyebaran Penyakit"

Posting Komentar

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel