Ayah dan Bunda, Ucapan Selamat Tinggal Penting untuk Anak, Lho!
Ayah dan Bunda, mulai sekarang jangan sepelekan ucapan selamat tinggal untuk anak. Ternyata, itu sangat penting dan memengaruhi emosionalnya.
Klikdokter.com, Jakarta Saat hendak pergi ke kantor, jangan sampai tidak mengucapkan selamat tinggal kepada anak. Ternyata, sekadar "dadah" atau mengucapkan "bye" pada anak itu penting untuk mereka.
Kejadian ini dialami oleh Indah (bukan nama sebenarnya). Anak berusia 4 tahun ini selalu menangis kencang ketika orang tuanya tidak pamit untuk berangkat kerja.
Secara khusus, ini terjadi pada saat ayahnya berangkat. Kalau sampai ayahnya tidak pamit atau mengucapkan selamat tinggal, itu membuat Indah menangis tak henti-henti.
Memang, pamit pergi kepada anak suka disepelekan orang tua. Apalagi pada saat anak masih tidur. Dengan alasan tidak mau mengganggu anak, orang tua ngacir berangkat tanpa memberikan ucapan selamat tinggal.
Namun, seberapa penting sebenarnya mengucapkan selamat tinggal pada anak saat hendak pergi? Menurut psikolog Ikhsan Bella Persada, M.Psi kepada KlikDokter, itu suatu hal yang penting.
Apa Penyebab Tak Ucapkan Selamat Tinggal Buat Anak Sedih?
Dalam kondisi apa Anda sering meninggalkan anak? Mayoritas pasti menjawab saat pergi ke kantor. Sebenarnya, orang tua tentu sedih meninggalkan anak di rumah, tapi nyatanya anak juga merasakan hal yang sama.
Apalagi kalau kondisinya mereka tidak mendapatkan ucapan selamat tinggal dari Anda. Ternyata, hal sepele mengucapkan selamat tinggal perlu dilakukan, lho.
Menurut Ikhsan, orang tua adalah sumber rasa nyaman dan aman anak. Pada saat Anda pergi, mereka merasa semua sumber itu menghilang.
Artikel Lainnya: Dampak Anak Melihat Orang Tua Berhubungan Seks dan Cara Meresponsnya
"Anak kecil itu tahunya orang tua sebagai sumber rasa nyaman, aman, atau sumber kasih sayang juga. Ketika ortu pergi, anak merasa sumber rasa aman dan kasih sayang mereka pergi. Anak jadi bingung dari mana mendapatkan rasa aman dan nyaman saat orang tuanya pergi," ujar Ikhsan.
"Nah, akhirnya timbulnya kecemasan pada si anak. Kecemasan itu bentuknya bisa membuat anak menjadi menangis. Biasanya juga, bisa buat anak merasa kesal dan rewel. Sebenarnya ini adalah respons yang wajar banget, apalagi pada tahap anak usia balita. Umumnya, mereka dalam tahap yang tidak mau ditinggal," sambungnya.
Ikhsan mengungkapkan, diucapkan selamat tinggal saja anak bisa sedih, apalagi kalau sampai Anda tidak melakukannya.
"Diucapkan selamat tinggal saja, anak bisa sedih, apalagi kalau sampai orang tuanya pergi begitu saja. Tidak memikirkan perasaan anak, itu membuat anak merasa ditinggalkan," tutur Ikhsan.
Bila Anak Merasa Ditinggalkan Ini Dampaknya
Sudah disebutkan di atas, anak menganggap orang tua sebagai sumber rasa aman dan nyaman. Kala Anda menjauh dari mereka karena alasan penting sekali pun, anak merasa itu sebagai pengabaian yang nyata.
Efek perasaan ditinggalkan yang dapat dialami anak-anak kecil tidak boleh diremehkan, antara lain sebagai berikut ini.
Syok
Pada awalnya anak biasanya menangis, marah atau rewel. Hal itu akan membuat anak mengalami rasa sulit dan cemas.
Soal ini, Ikhsan mengatakan dampak yang paling mungkin adalah separation anxiety. Ke depannya, anak bisa makin parah atau bahkan selalu tantrum saat ditinggal
Merasa Tidak Aman
Ketika anak tiba-tiba menyadari bahwa orang tuanya tidak ada di sana, itu membuat anak goyah, dan ini menimbulkan rasa tidak aman yang kuat.
Ketakutan
Anak-anak bisa mengalami ketakutan berlebih. Sebaiknya memang ucapkan selamat tinggal daripada menghilang begitu saja.
Bersalah
Jika Anda sering melarikan diri secara diam-diam tanpa mengucapkan selamat tinggal, kemungkinan anak mulai merasa bersalah.
Mereka akan berpikir bahwa telah melakukan sesuatu yang salah dan pantas untuk "ditinggalkan". Nantinya, itu mungkin akan memengaruhi harga dirinya karena dia pikir tidak layak untuk dicintai.
Artikel Lainnya: Dampak Orang Tua Selingkuh terhadap Perkembangan Anak
Cara Ucapkan Selamat Tinggal untuk Anak yang Tepat
Mengucapkan selamat tinggal pada anak memang harus dilakukan oleh para orang tua. Jangan lagi disepelekan.
Untuk itu, ada beberapa cara atau teknik yang bisa Ayah dan Bunda lakukan agar perpisahan sementara ini berjalan lancar tanpa drama tangisan si anak.
Menurut Ikhsan, hal pertama yang bisa Anda lakukan adalah mengajak main anak. Kalau anak bersama pengasuh, bermainlah dengan pengasuh.
Kalau anak dititipkan kepada orang tua, bermainlah dulu bersama orang tua Anda dan anak untuk beberapa menit.
"Itu sebisa mungkin dilakukan sebelum berangkat, orang tua dan pengasuh, ajak main bareng-bareng. Ini sekitar 15 menit sampai 30 jam. Sehingga ketika pergi meski menangis, anak tidak lama tantrum," ungkap Ikhsan.
Cara lain yang mudah dilakukan adalah beritahu anak bahwa Anda akan pulang. Setelah itu berikan ucapan selamat tinggal.
Terakhir, kalau Anda sudah mengucapkan selamat tinggal dan anak menangis jangan sekali-kali balik lagi. Ini bukan tega meninggalkan anak, tapi memang harus dilakukan.
Apabila kembali lagi karena melihat anak sedih, ini hanya memberi anak Anda kesempatan untuk menangis lebih keras dan lebih lama di waktu berikutnya.
Sesulit apa pun itu bagi Anda, cobalah untuk mengingat bahwa jangan menyerah pada rasa hancur atau tidak tega ketika si kecil menangis saat ditinggal. Ini adalah hal yang tepat dilakukan untuk membantu perkembangan anak ke depannya.
Jika Anda perlu kembali, ulangi kata-kata selamat tinggal dan ritual yang perlu dilakukan.
Ingatkan anak bahwa Anda akan kembali. Jadi katakan sedetail mungkin tentang kapan Anda akan kembali, dalam hal anak-anak tentu saja.
"Kalau sudah pergi, terus saja pergi, jangan merasa tidak tega," saran Ikhsan.
Jadi sudah jelas bahwa mengucapkan selamat tinggal pada anak adalah sesuatu yang harus dilakukan orang tua. Pasalnya, hal "sepele" ini ternyata memengaruhi emosional anak juga.
0 Response to "Ayah dan Bunda, Ucapan Selamat Tinggal Penting untuk Anak, Lho!"
Posting Komentar