Tips dan Cara Budidaya Lele di Dalam Ember,Cocok di lahan sempit Selama masa pandemi
Tips dan Cara Budidaya Lele di Dalam Ember,Cocok di lahan sempit Selama masa pandemi
Selama masa pandemik virus corona khususnya setelah pembatasan sosial berskala besar (PSBB) kemarin, budi daya ikan dalam ember (budikdamber) kembali jadi tren. Bahkan hingga hari ini saat banyak pekerja sudah kembali kerja di kantor, budikdamber masih banyak peminatnya. Selain menguntungkan buat ketahanan pangan rumah tangga, budikdamber ini juga bisa menjadi hobi baru bagi kamu yang ingin bercocok tanam dan berternak ikan dengan lahan terbatas. Seperti apa sih cara budikdamber? Pelopor budikdamber, Juli Nursandi akan berbagai kiat susksesnya. Menurutnya, kalau kamu sekadar menjalankan budikdamber menjadi hobi sekaligus meraih keuntungan secara finansial. Nah, berikut ini adalah berbagai langkah buat kamu yang baru mulai budikdamber sekaligus tips supaya kamu bisa sukses menjalaninya. 1. Banyaknya ikan dalam satu ember atau wadahSecara teori, dalam satu wadah, tong atau ember berukuran 80 liter bisa diisi 50-60 ikan lele dengan asumsi air tidak diisi penuh atau sekitar 60 liter. "Secara teori kalau lele satu ekornya bisa hidup di 1 liter air," kata Juli beberapa waktu lalu. Selain lele, kamu juga bisa menggunakan ikan lain seperti patin, sepat, betok, gabus, dan gurame. Ikan-ikan tersebut, kata Juli adalah ikan yang tahan terhadap oksigen rendah alias tidak butuh oksigen tambahan dan dapat berkembang baik di ember. "Kalau ikan nila dan mas butuh oksigen tinggi, jadi perlu aerator untuk buat gelembung udara supaya ikan nila dan mas bisa tetap hidup, air juga harus sering diganti," katanya. Perlu dicatat, tiap ikan juga memiliki kepadatan yang berbeda ya. Jadi bisa saja dalam wadah 60 liter kamu hanya bisa memasukkan 40-50 bibit ikan. 2. Kalau mau cepat, ikan lele adalah pilihan terbaikJuli merekomendasikan ikan lele untuk kamu yang baru memulai budikdamber ini. Ikan lele bisa bertahan dengan kepadatan tinggi dan memiliki kecepatan tumbuh yang cepat. "Yang lain tidak sepadat lele dan pertumbuhannya lambat. Jadi rekomendasinya selain 6 tadi sebaiknya (bibitnya) langsung yang besar. Kelamaan kalau dari kecil, bisa 6 bulan ke atas panennya, sampai setahun. Di kolam saja lama apalagi ember," katanya. Untuk bibit lele yang baik, ia merekomendasikan yang berukuran 10-12 cm, sehingga kamu bisa memanennya dalam waktu 2-2,5 bulan. "Kalau lele bibit awal 5-7 cm itu (panennya) 2,5-3 bulan. Kalau gurame dan gabus di atas 6 bulan, sepat dan betok juga gitu," ujarnya menambahkan. 3. Memilih bibit ikan yang terbaikKalau beli bibit ikan, pastikan bibit ikan aktif, banyak bergerak dan tidak ada tanda putih alias bercak pada ikan. "Ketiga kumis (lele) hitam lurus. Kalau keriting dan putih dia sakit. Keempat lihat mulutnya, berjamur tidak. Tapi kalau sudah beli ada titik putih, kena penyakit tinggal tunggu 2-3 hari mati. Kalau satu kena, bisa menular ke yang lain," kata Juli. Kamu bisa membeli bibit ikan dari indukan yang bagus dan membelinya dari penjual atau balai bersertifikat. "Jadi legal ikannya bagus. Kalau beli asalan, keturunannya jelek. Kalau beli banyak, pilih yang sortiran pertama, pasti bibitnya bongsor-bongsor tuh. Makan kencang, dipelihara singkat, pertumbuahnnya cepat," kata Juli menjelaskan. 4. Perhatikan air yang digunakanKalau kamu menggunakan air sumur, tidak masalah. Kamu bisa langsung mengisi wadah dengan air sumur dan membiarkannya di ruangan terbuka tanpa perlu khawatir kepanasan atau kehujanan sebelum akhirnya memasukkan ikan. Beda hal kalau kamu menggunakan air PDAM. Kamu harus menghilangkan dulu kaporit yang ada pada air tersebut dengan cara diendapkan selama seminggu. Kamu bisa menyiasati dengan meletakkan eceng gondok atau membeli zat antiklorin di toko akuarium. "Jadi sekitar 2-3 hari kaporit lebih cepat hilang," ujar Juli. Juli juga menyarankan kamu mengetes beberapa ekor ikan dulu di air dari PDAM tersebut. "Kalau 24 jam (ikan) gak mati, air udah bagus. Kalau 24 jam ikan kulitnya iritasi, jadi putih, siripnya, mata buta, kumis keriting jadi itu air belum bagus. Karena PDAM kaporitnya berbeda-beda tiap daerah," katanya menambahkan. 5. Tanaman yang bisa ditanamNah, untuk tanaman yang bisa kamu tanam di atas ember ini beragam. Mulai dari kangkung, tomat, bayam brasil, genjer, cabe, tomat, kemangi, kacang hijau. Kalau kamu mengincar keuntungan dengan cepat, kamu bs memilih sayuran yang lebih mahal harga jualnya. Namun perlu dicatat ya, hanya kangkung, bayam brasil dan genjer yang bisa hidup dengan media yang basah atau banyak air. Kalau kamu menananm tomat dan bayam, maka bisa mati jika ditempatkan pada air yang tidak mengalir. Kamu bisa menyiasatinya dengan memberikan arang pada media tanam. "Pakai kaleng yang lebilh besar seperti toples. Kita susun arang 2-3 cm, potongan kain dan baru tanah. Ketika yang tergenang hanya airnya saja maka nanti tanaman bisa hidup karena tanahnya gak becek. Jadi akarnya bisa hidup," kata Juli. 6. Perhatikan kondisi ikan, jangan kasih makan terlalu banyakBanyak kesalahan yang sering dilakukan pemula seperti memberi makan terlalu banyak dengan harapan bisa tumbuh lebih cepat. Namun menurut Juli, hal tersebut keliru. Ikan memiliki batas kenyang. Jika makanan tidak habis dan ikan terlalu kenyang, maka akan ada kotoran yang turun ke bawah ember dan menjadi racun dalam air. "Racun berupa gas amoniak atau NH3, asam sulfida, gas metana. Itu mematikan bagi ikan. Sebelum ikan mati, banyak gas, dia akan muncul terapung, kepalanya di atas ekor di bawah," kata Juli. Tanda kedua adalah muncul bau tidak sedap. Nah cara untuk mengakalinya adalah dengan disedot menggunakan selang 2 meter dan pastikan kotoran keluar semua dari dasar. 7. Menghadapi hama pengangguKamu juga harus sering mengecek apakah tanaman kamu terkena kutu putih atau tidak. Jika ada segera singkirkan daun yang terkena agar tidak merembet ke yang lain. Sementara untuk hama seperti tikus, kamu bisa menyiapkan jebakan atau menggunakan racun tikus. Menurut Juli, hama tikus adalah yang paling sulit dikendalikan. "Di perkotaan dan gang sempit, kangkung dimakan tikus karena di gang itu gak ada lagi rumput. Tikus kan makan rumput. Karena betul-betul disemen semua, kangkung jadi target," katanya.
0 Response to "Tips dan Cara Budidaya Lele di Dalam Ember,Cocok di lahan sempit Selama masa pandemi"
Posting Komentar