Jangan Sembarangan, Ini Cara Bedong Bayi Sesuai Anjuran Medis
Klikdokter.com, Jakarta Bedong biasanya digunakan untuk membalut tubuh bayi, terutama yang baru lahir. Salah satu tujuannya adalah untuk menghangatkan. Hal ini karena bayi rentan kehilangan panas tubuh.
Namun, beberapa orang terlalu ‘bersemangat’ dalam membedong. Bayi dibedong sedemikian erat hingga nyaris terikat dan tidak dapat bergerak.
Hati-hati, cara membedong bayi yang salah dapat menyebabkan efek samping merugikan. Salah satu efek samping yang dimaksud adalah developmental (dysplasia) of the hip (DDH).
Faktanya, posisi kaki bayi secara anatomis (sesuai bentuk tubuh) memang tertekuk pada panggul dan lutut sehingga tampak seperti katak.
Apabila kaki dan lutut diluruskan lalu dibedong dengan kuat, terjadinya DDH tak bisa dihindari lagi.
Langkah-Langkah untuk Membedong Bayi
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) tidak menyarankan membedong bayi terlalu lama, karena dapat meningkatkan risiko DDH.
Dengan kata lain, Anda boleh saja membedong bayi sebentar untuk membantu menghangatkan tubuhnya.
Artikel Lainnya: Kiat Memilih Stroller yang Aman untuk si Kecil
Namun, Anda tetap tidak diperkenankan untuk membedong asal-asalan. Berikut ini cara bedong bayi yang aman dan sesuai dengan medis:
- Gunakan kain tipis yang dapat menyerap keringat agar bayi nyaman dan tidak kepanasan saat menggunakannya. Anda dapat menggunakan kain yang terbuat dari bahan katun.
- Letakkan kain di atas permukaan datar, dan lipat salah satu ujungnya sedikit.
- Tempatkan bayi dengan posisi bahu di atas lipatan kain.
- Tarik kain pada masing-masih sisi, dan pastikan ada kelonggaran di bagian bawah. Hindari terlalu ketat agar bayi tetap bisa bergerak.
- Putar ujung bawah kain dan selipkan di bagian belakang bayi.
Artikel Lainnya: Mana Lebih Baik, Menggendong Bayi atau Menggunakan Stroller?
Perhatikan Ini saat Membedong Bayi
Berikut ini beberapa hal yang perlu diperhatikan jika Anda ingin membedong bayi secara rutin:
- Hindari membedong bayi terlalu ketat.
- Jangan paksa meluruskan kaki bayi saat membedong, karena dapat meningkatkan risiko DDH.
- Eratkan bagian atas bedongan dan longgarkan di bagian bawah. Hal ini untuk menghindari kain bedongan bagian atas terlepas dan menutup bagian wajah bayi, sehingga meningkatkan risiko Sudden Infant Death Syndrome (SIDS)alias kematian bayi mendadak.
- Awasi bayi saat sedang tidur menggunakan kain bedong. Tujuannya adalah untuk mencegah bayi terguling dalam posisi masih dibedong.
Tidak ada salahnya jika Anda ingin membedong bayi. Namun, Anda mesti mempraktikkan cara bedong bayi yang tepat agar si kecil terhindar dari dampak buruk yang bahkan bisa mengancam keselamatannya
0 Response to "Jangan Sembarangan, Ini Cara Bedong Bayi Sesuai Anjuran Medis"
Posting Komentar